Dane Cook, seorang Comic |
Belajar Stand Up Comedy Yuk!
Rekan-rekan penggemar stand up comedy, tulisan ini hanya
sekadar warming up untuk menjawab
rekan-rekan muda yang punya minat besar pada kesenian ini tapi mereka gamang,
sepertinya kesenian itu hanya milik sejumlah “elit stand up comedy founder di
Indonesia”, seakan-akan dengan menebar terminologi yang serba Inggris minded,
kesenian ini hanya layak dimainkan oleh orang-orang khusus dan gaul .... tidak,
tidak. Siapapun anda, muda-tua-nenek2-kakek2, selama pikiran anda terbuka,
bertenggangrasa terhadap perbedaan, punya rasa humor yang baik, mengapa tidak?
Bahkan beberapa comic kelas dahsyat di AS, justru orang-orang gaek, karena
hidupnya sudah komplet, ilmunya matang dan wawasannya luas dan mendalam
sehingga out put karyanya juga oke banget.
Wacana ini hanya menyentuh di relung dasar dari ilmu stand up itu
sendiri. Kalau ada istilah basic,
maka yang ini pre-basic; sesudah itu
bagi anda yang ingin mencapai tahapan advance, silakan melakukan pembelajaran
diri, karena sumber belajar di zaman kini terbuka seluas langit sedalam
samodra, so enjoy yourself! (dms)
Be able to develop
stand-up comedy skills and techniques....
(Gimana sih cara tampil yang oke di stand up comedy?)
·
Physical, vocal
and acting skills: body language; characterisation; microphone techniques;
vocal and physical exaggeration; timing; style of delivery; stagecraft; stage
presence.
·
Comedy
technique: eg audience interaction, heckling, observation skills, set-up and payoff,
satire, mimicry, solo material and sketch writing, opening patter, delivery,
rant-and-rave technique, formula gag.
·
Tubuh,
vokal dan akting, meliputi: bahasa tubuh, karakterisasi {gaya pribadi}, teknik pegang mikrofon, olah vokal
dan fisik (lebay, ekspresif, pokoknya yang bisa menarik perhatian), manage waktu,
gaya penyampaian, kepandaian menyajikan fragmen2/suspen2/joke2 kecil; dan
teknik muncul di panggung.
·
Teknik
melucu, meliputi: interaksi dengan penonton misalnya dengan melempar
teka-teki, meminta komen, menjadikannya sebagai contoh kasus dsb pokoknya
disesuaikan situasi dan kondisi, mengejek, (saran saya –dms – untuk kultur
Indonesia sebaiknya mempertimbangkan ajaran Charlie Chaplin berikut ini: kalau anda ingin mempermainkan seseorang, maka orang itu
sebaiknya orang yang saat itu berada di posisi kuat, pongah, arogan atau
sewenang-wenang....), melakukan observasi (tentu dengan analisis yang
mengejutkan/miring/sodrun, pokoknya baru dan beda), set-up dan hasil (membangun
suasana lelucon hingga mencapai titik ledak) , satir (humor pahit dan penuh
sindiran), mimikri (meniru lalu memplesetkan obyek yg ditiru), menyiapkan
sendiri baik garis besar cerita maupun materi lelucon, sampaikan (opening)
dengan cepat, luncurkan lelucon secara taktis dan mempertimbangkan sikon, pintar2
menggunakan teknik mengomel-dan memuji, resep melucu tiap comic mungkin
beda-beda, jadi yakin pada metode anda sendiri.
Be able to select,
develop and refine stand-up comedy material
(Gimana cara mengembangkan dan menyempurnakan materi
stand-up komedi)
- Stimulus: explore ideas related to sources eg text, props, pictures, found objects, music, voice, song, words, stories, masks, costume, poetry, paintings, sculpture, buildings, topical events, news
- Manipulation: use of words; action and movement combined; technical involvement; other media eg live sound and recorded sound, multi-media
- Development: taught material; original material; motifs; themes; physical style
- Create: devise; adapt; experiment; rehearse; appraise; test; modify
- Context: nature of material; potential audience; types/functions of venues; formal/informal relationship
- Constraints: health and safety; copyright; legal; technical; financial; access; location; resources
- Stimulus atawa perangsang: kembangkan atau eksplor ide anda baik itu yang berhubungan dengan materi sendiri maupun benda-benda yang ada di sekitar: alat peraga, gambar, properti, musik, suara, lagu, kata-kata, cerita, topeng, kostum, puisi, lukisan, patung, bangunan, peristiwa topikal, berita terkini, dan seterusnya.
(Saran dms: salah satu cara untuk
mempertajam kemampuan mendeskripsi dan menganalisis (termasuk berimajinasi),
satu-satunya jalan anda musti banyak membaca baik koran, majalah, buku,
internet dst dst, juga banyak menonton film, dokumenter, TV, dst dst, banyak
denger radio atau sumber verbal lainnya (gosip?), dan tentu saja banyak
bergaul, jalan-jalan di lingkungan yang anda pada mulanya ogah atau enggan – manfaatnya
untuk melakukan observasi, analisis dst dst ....pendek kata semakin luas
bacaan, wawasan, dan pergaulan, semakin anda kaya dengan bahan dan tentu saja
semangkin mendalem. Melatih terus menerus untuk menulis dan menulis opini lucu
yang pendek-pendek saja (lucu yg dimaksud pake sudut pandang yg baru dan beda
tadi)...jadi dengan begitu anda lama-lama akan ketemu apa yg dimaksud, siapa
gue, mo ngapain, bisa apa aja, setelah itu saatnya anda berteriak pada dunia:
inilah gue! Sang comic sejati, siap menghibur anda, dan so pasti mutu komedi
gue jauh dari garing dan boring....eng ing eng!!!)
- Manipulasi: kata-kata; kombinasi tampilan dan gerak tubuh; hal-hal yang berhubugan dengan teknis; media lain, misalnya suara live dan suara rekaman, multi-media, dan lain-lain
- Bangun: materi yang pernah diajarkan, materi sendiri; motif/target atau tujuan; tema; gaya fisik
- Bikin: suatu cara/rancangan, cara beradaptasi; melakukan percobaan; melatih, menilai, menguji; memodifikasi
- Konteks: materi asli; potensi audiens; jenis / fungsi tempat/lokasi; hubungan formal / nonformal
- Kendala: kesehatan dan keselamatan diri; hak cipta; hukum; masalah teknis; keuangan, akses, lokasi, sumber daya
Be able to take part
in the performance of stand-up comedy
(Gimana cara mengambil bagian dalam pentas stand-up comedy)
- Performance skills: use of body; voice; acting; instrument; equipment; materials; props; communication and interaction; timing; participation; energy and focus; responsiveness
- Presentation of ideas: eg verbal, visual, textual, audio, physical, technical, vocal, musical
- Performance skills: penggunaan tubuh, suara, akting, instrumen, peralatan, bahan, alat peraga, komunikasi dan interaksi, waktu, partisipasi, energi dan fokus; respon
- Presentasi ide: misalnya verbal, visual, tekstual, audio, fisik, teknis, vokal, musik
Pembaca yang budiman, beginilah tradisi orang bule dalam
mendekati masalah selalu berupaya menyajikan itu dengan cara seilmiah mungkin:
artinya, mereka bikin sistematika, struktur, unsur yang ada di dalamnya,
bagaimana cara kerjanya dsb dsb, jangan ciut nyali dengan itu semua, kita ikuti
aja dulu, pada akhirnya teknik dan kompleksitas yang dipaparkan itu cuma salah
satu bentuk komunikasi yang bisa diterima “orang2 sekolahan”; sementara
orang-orang otodidak atau empiris lebih dituntun pada naluri dan insting
semangat belajar dan berlatih yang tinggi untuk mencapai prestasi yang
sehebat-hebatnya. Tidak perlu ada polarisasi atau pertengkaran mana yang hebat
mengenai ini, juga tidak perlu ada penafian terhadap yang tidak tahu teknis
sekolahan mengenai ini. Bahkan beberapa penemuan metodologi baru justru ditemukan
oleh orang-orang “liar” dan bandel, karena dia tidak berada dalam sandera atau
kurungan metodologi yang seakan-akan sudah baku dan selesai padahal namanya
kesenian, dia bergerak sedinamis kehidupan itu sendiri.
Salam,
dms
0 comments:
Post a Comment