Sunday, August 9, 2009

Resensi Bohongan

Resensi Novel Tri Jil An Buku : Tri Jil An Karya : Tandi Skober Editing: Foeza Hutabarat dan Reni Teratai Air Grafis : Kardi Syaid Dicetak Kakiliat Kencan ah, (2009, ISSNI 234567654) xxxi 879 hal “Matikan matahati! Ayo, isap jempol! Nalar kamu akan liar menari di ribuan huruf yang tidak pernah kamu bisa hentikan! Isap jempol!” Ken Nagasi merangkak di selangkangan Babah Tri Jil An. Mencari hari kemarin yang tertinggal di lubang pantat TrgL4F Mediuchot Hetb! Gila! Siapa yang mencuri trijilan? Tak jelas.

Tapi cerita ini sangat jelas menuturkan psikomania holistik dari sosok pria idiot bertnama Ken. Ia memuja Tri Jil An.di luar perkiraan banyak orang. Ia berteriak menggedor semua pintu ketika rembulan ndadari dan Babah Tri Jil An berjalan ngegang di lorong-lorong kampung. “Lihat Tri Jil An! Lihat! Saat bulan datang bulan, langit mensturasi maka trijilan milik Babah Tri Jil An bergerak membesar, besar dan sangat besar!”teriak Ken. Orang satu kampung membawa obor bergerak mengarak Babah Tri Jil An. Anak-anak menari seraya mengelusi trijilan Babah Tri Jl An. Ibu-ibu buka baju. Bapak-bapak membuka kunci gembok yang terpasang di selangkangan istri-istrinya. Cerita ini ditulis ketika Pulau Jawa di tahun 2409 hanya mensisakan sebuah kota kecil bernama Count All! Alkisah Count All diyakini tidak akan ditenggelamkan samudra KljuKI manakala pembengkakan trijilan Babah Tri Jil An disebabkan bulan nadadari dapat segera dipulihkan. “Matikan matahati! “kembali teriak Ken Nagasi, saat bibir pantai mulai dilipat debur ombak. Dan gunungan tsunamih bergerak mengejar trijilan Babah Tri Jil An. Ken meloncat memeluk Iren ketika lahar air menggulung sisa sawah di utara Count All. Ditulis Tandi dengan gaya cret blarat, novel setebal 879 halaman ini sulit dimengerti ke arah mana pikiran pembaca hendak di bawa. Alur cerita yang meloncat-loncat yang seolah olah tuturkan kisah multi plot tapi ada sisi lainnya, Tandi tidak konsisten dengan lelaku tolol Ken nagasi saat elusi trijilan babah Tri Jil An. Kritikus sastra dar Khong Hwa, Korea Utara memosisikan novel Tri Jil An sebagai Nestapa pikun yang gelap,“Mencoba untuk tidak mengerti barangkali cara yang terbaik untuk membaca novel ini,” komentar Khong Hwa,”Berangkat dari ketidakmnegertian inilah, sesungguhnya kunci agar kita mengerti apa maunya Tandi” Gila! Siapa yang mencuri trijilan babah Tri Jil An? Tetap tidak akan kita ketahui. Tapi di sini kunci cerita Tri Jil An. Konon, saat gerhana matahari memindahkan alun ombak ke daratan Count All saat itu pula Babah Tri Jil An fawat. Ken Nagasi menguburkan Tri Uio An di bukit kecil tenggara Count All. Masalahnya timbul ketika para pria Count All rame-rame khilangan trijilan. Mereka kalut! Mereka berperag degan banyak tangtangan. Mereka bertariak “Siapa yang mencuri trijilan?” (Tandi Skober)

0 comments:

Pelawak Indonesia Popular

Pelawak Indonesia Popular