Friday, October 23, 2009

Aji Tembus Raga

Oleh Imam Tantowi Tempat perbelanjaan kelas atas ini benar-benar menampilkan suasana dan aroma yang eksklusif dan mewah. Tentu bukan tampilan galery maupun counter yang gegap gempita, nyaris sebaliknya; sophisticated, bahkan sering membuat orang yang baru belajar jadi orang kaya pun bisa terkena rasa rendah diri, manakala disapa pelayan counter barang-barang bermerek. Pengunjung plaza ini meski berpakaian santai tapi memiliki rasa percaya diri yang luar biasa, karena di dompetnya tersimpan Credit Card Platinum unlimited. Mereka biasa ke café yang sekali makan cake dan sekedar kopi saja, bisa untuk hidup untuk empat hari bagi sebuah keluarga miskin. Ke Plaza seperti itu Kartono masuk. Dengan lagak sok santai dia ikuti anak-anak muda sebaya dia yang juga sedang window shopping sambil bercanda. Ketika melewati sebuah Café waralaba dari Amerika.
Kartono menghirup aroma kopi yang sangat enak, entah kopi dari sorga mana yang menghembuskan aroma begitu nikmat. Maka dia pelankan langkahnya, dia nikmati benar aroma kopi sorga itu, matanya nanar melihat pasangan anak-anak muda menikmati secangkir kopi sambil duduk di depan laptopnya, bercanda ria dengan temannya. Jakun Kartono berdegut, tampak mukanya sangat ingin, kemudian dia tinggalkan café itu sambil tersenyum…. “ Sebentar lagi segalanya akan bisa kunikmati. Sekarang saatnya, ilmu ‘Tembus Raga’ harus kupraktekkan dan semua yang kuinginkan akan kudapat. “ Dia berjalan di depan etalase barang-barang mewah, counter ORIS Swiss Made Watches yang memajang aneka jam tangan mahal. Di sebuah toko permata Kartono berhenti, segala macam perhiasan emas, platina, berlian dan batu mulia yang lain begitu banyak dan semuanya begitu memikat, memesona. Mulut Kartono komat-kamit membaca mantra-mantra….. kemudian dengan tenang, tangannya ditempelkan pada kaca etalase, lalu dengan ajaib, tangan itu menembus kaca etalase yang tebalnya cukup mampu menghadapi pentungan balok….. dan tangan itu mengambil perhiasan “Diamond” dengan bingkai emas putih yang harganya ratusan juta. Lalu dengan tenang dia mengambil yang lain dan memasukkan ke dalam tas ransel dia, kemudian dia berlalu. Lorong di depan etalase toko itu sepi. Di counter alat-alat make up, dia melakukan hal yang sama, juga di counter jam tangan mewah dari Swiss itu. Sejak mendalami ilmu Tembus Raga, yang diakhiri dengan “Topo kungkum” di tempuran sungai, akhirnya ilmu yang mumpuni itu berhasil dia kuasai. Dia lulus dites di depan gurunya. Di perkampungan kumuh, di mana dia tinggal di rumah bibinya, sore itu sang bibi dia beri dua pasang gelang emas dua puluh dua karat dengan mata berlian, juga sebuah kalung dengan bandul permata. Pacarnya juga dia kasih seperangkat perhiasan emas putih, dan perlengkapan make up yang seumur hidup belum pernah dia kenal mereknya. Sehingga si Marni sang kekasih terbata-bata, seperti tidak percaya dengan apa yang diberikan Kartono, sarjana pengangguran yang selalu dia rendahkan…. Calon mertuanya yang selama ini sangat melecehkan dia, agak kelu lidahnya untuk mengucap terima kasih, karena diberi seperangkat perhiasan emas Dubai yang biasa dibawa ibu-ibu yang baru pulang haji. Perhiasan mahal dengan emas murni dua puluh empat karat. Seperti mimpi, anak muda yang selama ini dia kuyo-kuyo justru memberinya sesuatu yang puluhan tahun dia dambakan….Emas Dubai!!! Senyumnya merekah dan Kartono hanya senyum. Dua orang Security saling berpandangan, kemudian salah seorang dari mereka menepak bahu Kartono yang sedang menatap perhiasan berlian dan emas putih di balik etalase kaca tebal yang tidak tembus peluru di plaza super mewah itu. “ Maaf, Dik…., Adik mau beli ?” Kartono menggeragap kaget dan lebih kaget lagi karena yang tanya dua orang security plaza dengan wajah mereka yang kereng …! “Percuma dik…. Tidak usah coba-coba untuk merampok di sini. Pengawasan di sini super canggih. Tuh !” Security menunjuk kamera CCTV yang terpasang di atas etalase. “Semut lewat aja bisa keliatan. “ Kartono menoleh ke arah kamera CCTV di atas etalase, kemudian dengan ketakutan dia segera meninggalkan tempat itu. Dia ingat mononton televisi, bagaimana pelaku bom bunuh diri di hotel mewah juga bisa terlacak oleh alat canggih itu. “Coba kalau ilmu tembus raga itu benar-benar ada…… “ katanya dalam hati sambil ngeloyor pergi….. Dua bulan kemudian kata orang Kartono pergi ke daerah Banten, katanya mau bertapa di sumur tujuh, untuk mencari wangsit, siapa tahu ilmu "tembus raga" itu benar-benar ada.....!!! Jakarta, 21 Oktober 2009

0 comments:

Pelawak Indonesia Popular

Pelawak Indonesia Popular